BIOSFER
A. Pengertian Biosfer
Menurut etimologi, biosfer berasal
dari kata bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan.
Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh ruang
hidup yang ditempati organisme. Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar
karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di bumi. Selain manusia,
mahkluk hidup yang mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan
(flora). Pada dasarnya, biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau
biosiklus (biocycle), yaitu biosiklus darat, biosiklus air tawar (sungai, danau,
atau kolam), dan biosiklus air asin (lautan).
Secara rinci, A. Tansley mengemukakan
bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen berikut ini.
- Komponen biotik (berupa makhluk hidup) terdiri atas:
a. tumbuh-tumbuhan sebagai produsen,
b. binatang sebagai konsumen; meliputi herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan), carnivora (pemakan daging), omnivora (pemakan tumbuh-tumbuhan dan
daging), dan bakteri dan jamur sebagai pengurai.
- Komponen abiotik (berupa makluk tak hidup) meliputi iklim, bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan, tanah, air dan udara. Contohnya antara lain Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondioksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan
fauna
Beberapa faktor
yang mempengaruhi keberadan flora dan fauna di muka bumi diantaranya ialah
faktor klimatik (iklim), edafik (tanah, dan biotik
(makhluk hidup).
- Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
a. Suhu
Sumber panas
bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara langsung
maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan,
ketinggian dan albedo maka suhunya
akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan
hewan beradaptasi terhadap suhu
lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan
sangat rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen.
Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil
beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi
dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas dan kering.
Bagi tumbuhan yang
berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk proses
perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu
pula tumbuhan didaerah dingin dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi
untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya.
Berdasarkan
faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :
1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja
terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur
karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan
annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
2. Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme
melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian,
sehingga dapat berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok
vegetasi perennial dapat berumur
lebih dari satu tahun.
b. Kelembaban Udara
Kelembaban
udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara
penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat
berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi
manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia
tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Xerofit, berasal dari kata xero
yang artinya kering dan phytos yang
berarti tumbuhan. Jadi xerofit
merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang
kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun (
kawasan arid ). Contohnya kaktus.
2. Hidrofit, berasal dari kata hydros
yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang
khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi i
ni adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya
lebar-lebar dengan ruang renik (
stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah
kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan,
selada air, kangkung dan sebagainya.
3. Mesofit, berasal dari kata meso
yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit
merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak
sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang
rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang
tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur
4. Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang
mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah (
menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup
dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada
umumnya tumbuhan tropofit berupa
tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan
dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka
kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis.
c. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber
energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk
mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan
membentuk oksigen ( O2 ) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan
demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi
bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya.
d. Curah hujan
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan
flora dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi
kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi
lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan
karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang
mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan sumber makanan bagi hewan.
e. Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk
membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan
penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
- Faktor tanah yang berpengaruh karena tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan.
Faktor tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya tanah atau
lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti
meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi. Faktor
fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain
tekstur, struktur, dan keasaman tanah.
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah
perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama
perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam
kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi
partikel –partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah
yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga
sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
b. Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau
pengikatan butir-butir tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai
kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam meloloskan air (
porositas ) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah ( permeabilitas ).
Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara
keseluruh bagian tanah.
c. Keasaman tanah
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses
kimia dan pertukaran unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah
berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil
dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya
sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup
dengan baik disana.
- Faktor topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan
lahan. Ketinggian
suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan
pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang
berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena
vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh
sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk
daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan
tanah. Permukaan tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin
terjal permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang
subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang miring
setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada tanah
yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang karena
bergerak kebawah secara cepat.
C. Persebaran Flora di Dunia
Ø Lingkungan kehidupan laut ( biocycle laut )
Perkembangan kehidupan vegetasi pada perairan laut
terutama terdapat pada zona dekat pantai yang masih dapat ditembus sinar
matahari. Meskipun air laut bersifat transparan , sinar matahari hanya dapat
mencapai kedalaman beberapa puluh meter saja. Penyinaran ini masih pula
dipengaruhi oleh kejernihan air laut dan letak laut. Seperti pada tumbuhan
didaratan, vegetasi dilaut juga membutuhkan energi dari matahari untuk
menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Oleh sebab itu pada laut dalam tidak
ditemukan vegetasi yang hidup permanen karena lautnya dingin dan gelap. Jika
ditemukan tumbuhan-tumbuhan pada wilayah laut dalam tersebut disebabkan oleh
aktivitas arus laut yang mengangkutnya ke lokasi lain.
Di dasar laut dangkal banyak terdapat fitoplanton atau
tumbuhan kecil yang melayang-layang. Flora yang tumbuh didasar laut antara lain
bermacam-macam ganggang, rumput laut, dan lain-lain. Pada zona litoral dan
neritis tumbuh vegetasi khas pantai misalnya hutan mangrove yang meliputi
bakau, perdu, liana, efipit, dan parasit.. Vegetasi air asin sangat tampak pada
zona litoral dan sebagian zona nertitis karena vegetasinya besar-besar dan
banyak jumlahnya.
Ø Lingkungan kehidupan air tawar ( biocycle air tawar )
Lingkungan
kehidupan air tawar meliputi danau, sungai, kolam, payau, rawa dan
bentuk-bentuk perairan darat lainnya.
Vegetasi yang banyak berkembang di lingkungan seperti ini diantaranya
tenceeratai, paku air, enceng gondok, talas air, pandan, selada, kangkung dan
berbagai vegetasi perairan tawar lainnya. Pada perairan darat juga berkembang
vegetasi tingkat rendah misalnya ganggang dan lumut.
Ø Lingkungan kehidupan darat ( biocycle darat )
Lingkungan
kehidupan darat meliputi daerah yang sangat luas dan sangat bervariasi
jenisnya. Biocycle darat terbentang
di daerah sekitar khatulistiwa sampai ke daerah kutub utara dan kutub selatan.
Lingkungan vegetasi ini berbatasan langsung dengan ;lingkungan kehidupan
perairan darat dan lingkungan kehidupan perairan laut.
Sehubungan
dengan variasi yang sangat beragam ini maka lingungan vegetasi daratan
dibedakan menjadi beberapa bagian yang disebut biochore atau sub lingkungan ( bioma
). Pembagian ini didasarkan pada corak vegetasi utama akibat iklim yang khas
pada wilayah-wilayah tersebut.
Biocycle
daratan terdiri dari hutan, padang rumput dan gurun. Berikut ini sebaran hutan,
padang rumput, dan gurun yang akan dibahas lebih lanjut.
v Hutan
- Hutan Hujan Tropis
Tersebar di wilayah sekitar ekuator antara lintang 10ºLU
– 10°LS, curah hujan antara 200 – 400 cm per tahun, dengan ciri vegetasinya
berupa hutan belantara dengan tumbuhan heterogen, tingkat kerapatan tinggi,
dengan wilayah persebaran di Indonesia, dataran rendah Amazon (Brazil), Amerika
Tengah, wilayah Afrika sekitar katulistiwa, dan Pulau Madagaskar.
- Hutan Musim
Terdapat di daerah-daerah yang memiliki pergantian musim
kemarau dan penghujan sangat jelas, musim kemarau lebih panjang dengan curah
hujan antara 100 – 200 cm per tahun. Pada musim kemarau vegetasinya
menggugurkan daun (meranggas), tersebar di India, Asia Tenggara, Afrika,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
- Hutan Konifer (Hutan berdaunjarum)
Terdapat di daerah lintang tinggi mendekati kawasan
lingkaran kutub, seperti Kanada bagian utara, Eropa Utara, Asia Utara sekitar
Siberia, dan pegunungan tinggi di kawasan tropis.
- Sabana
Padang rumput yang diselingi semak belukar, banyak dijumpai
di Afrika, India, Australia, Amerika Selatan, dan sekitar Bali dan Nusa
Tenggara Barat.
- Stepa (Prairi)
Padang rumput yang luas tanpa diselingi semak belukar,
terdapat di daerah peralihan antara iklim basah dan iklim kering, tersebar di
Rusia antara Eropa Barat sampai Asia Timur, Argentina, dan Amerika Selatan.
- Tundra
Padang rumput yang terletak di wilayah-wilayah lintang
tinggi yang berbatasan dengan kutub dan mampu bertahan terhadap suhu udara
dingin.
- Gurun (padang pasir)
Kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata jumlah curah
hujan tahunan lebih kecil, terletak di
sekitar lintang 30° – 35°, terdapat di Asia, Afrika, Amerika, dan
Australia.
D. Persebaran Fauna di Dunia
Menurut Alfred Russel Wallace,
secara umum wilayah persebaran fauna di permukaan bumi dikelompokan ke dalam
enam region, yaitu sebagai berikut:
- Paleartik, meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang, Laut Mediteran, dan Afrika bagian paling utara. Contoh fauna: panda, unta, rusa, dan beruang kutub.
- Ethiopian(Afrotropical), meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian utara) dan Pulau Madagaskar. Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula dua, kuda nil, gorilla, zebra, jerapah, singa, dan reptil.
- Oriental, meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan, banteng, harimau, gajah, dan reptile.
- Australian, meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru, dan Pulau Papua. Contoh fauna: hewan berkantung seperti kanguru, kuskus, wallaby, burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kiwi.
- Neartik, meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Greenland, sampai bagian tengah Meksiko. Contoh fauna: bison, caribouw, salamander, ayam kalkun, dan kura-kura.
- Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Contoh fauna: ikan piranha, belut listrik, Lama, ular anaconda, dan kera.
E. Persebaran Flora di Indonesia
Wilayah flora di Indonesia terdiri
atas empat subwilayah, yaitu:
- Flora Sumatera – Kalimantan
Keadaan
flora pada wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis, yaitu hutan yang tumbuh
di daerah yang mempunyai curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang tinggi,
dan banyak mendapat sinar matahari, pohonnya tumbuh rapat dan lebat, spesiesnya
banyak dan beranekaragam, selalu hijau, pohonnya besar dan tinggi. Di daerah
pantai Sumatera dan Kalimantan terdapat hutan bakau yang berfungsi menjaga
ekosistem pantai, dan mencegah terjadinya erosi pantai.
- Flora Jawa – Bali
Keadaan
flora Jawa – Bali dikelompokkan menjadi: hutan hujan tropik (di Taman Nasional
Cibodas dan Gunung Halimun), hutan muson tropik (hutan jati), sabana tropik(di
Jawa Timur dan Bali) , dan hutan bakau (di pantura Jawa).
- Flora kepulauan Wallacea
Wilayahnya
meliputi Indonesia bagian tengah yaitu pulau Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara,
dan kepulauan Maluku. Iklimnya lebih kering sehingga di dominasi vegetasi
sabana, hutan pegunungan di Sulawesi, hutan campuran di wilayah Maluku dengan
jenis rempah-rempah (seperti Pala, Cengkeh, Kayu Manis).
- Flora Papua
Flora
di wilayah ini di dominasi hutan hujan tropis dengan flora khas yaitu Eucaliptus, sedangkan di daerah pantai
banyak dijumpai Mangrove.
F. Persebaran Fauna di Indonesia
- Fauna Asiatis (Fauna Indonesia Barat)
Terletak di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, dibatasi oleh
Garis Wallace yang membentang antara Selat Lombok dan Selat Makassar.
- Fauna Australis (Fauna Indonesia Timur)
Terletak di pulau Papua dan
sekitarnya, dibatasi oleh Garis Weber yang terbentang antara Laut Tmor, Laut
Seram, dan Laut Halmahera.
- Fauna Peralihan (Fauna Indonesia Tengah)
Meliputi di wilayah, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan kepulauan Maluku.
Letaknya diantara Garis Wallace dan Garis Weber. Fauna endemik adalah anoa, babirusa, burung maleo, dan komodo.
F. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi.
1. Pengahalang Geografi
Penghalang geografi adalah keadaan
fisik lapangan dan faktor geografi lainnya yang menghalangi aliran gen
antarpopulasi. Penghalang geografi merupakan penghalang dalam bentuk kondisi
muka bumi, seperti gunung, padang pasir, dan laut. Penghalang jenis ini sangat
menentukan persebaran organisme dimuka bumi. Penghalang geografi merupakan
hasil aktivitas alam berupa pegunungan ataupun pemisahan permukaan bumi. Hasil
proses alami ini berupa benua yang dibatasi oleh lautan, gunung, gurun, dan
faktor alam lainnya. Adanya batas-batas tersebut menghalangi interaksi
antarorganisme. Pada mulanya kelompok organisme diperkirakan hanya menghuni
satu tempat, akibat sifat organisme yang aktif dan selalu berusaha mencari
kondisi lingkungan yang terbaik untuk proses hidupnya, kelompok organisme
tersebut menyebar keberbagai tempat yang memiliki kondisi lingkungan yang
berbeda. Persebaran organisme ini akan terhenti begitu berhadapan dengan
penghalang geografi. Selain itu persebaran organisme dapat berhenti akibat
terbatasnya kemampuan struktur ataupun fungsi organisme tersebut seperti
kemampuan terbang, berenang ataupun berlari. Ditempat baru organisme melakukan
adaptasi dan modifikasi sehingga menjadi organisme yang berbeda dengan asalnya.
Berdasarkan penjelasan ini , terlihat bahwa pengfhalang geografi merupakan
faktor penting dalam persebaran organisme di muka bumi.
2.Penghalang Reproduksi
Penghalang reproduksi merupakan penghalang dalam bentuk
tidak terjadinya interhibridasi ( perkawinan ) di antara organisme yang
menghuni satu daerah biogeografi dengan daerah biogeografi lainnya. Tidak
terjadinya interhibridasi ini akibat adanya penghalang geografi. Dengan
demikian penghalang geografi dapat menyebabkan munculnya penghalang reproduksi.
Penghalang reproduksi ini menyebabkan terjadinya isolasi reproduksi yang
megakibatkan semakin berbedanya organisme tersebut dengan organisme asalnya.
3.Penghalang Endemis
Penghalang endemis merupakan penghalang
dalam bentuk kekhasan organisme akibat menghuni daerah khas pula. Kekhasan ini
terjadi akibat adanya penhalang reproduksi yang mencegah terjadinya
interhibridasi dengan organisme lain diluar wilayah biogeografi tersebut.
Penghalang reproduksi sendiri merupakan akibat dari adanya penghalang geografi.
Dengan demikian dapat ditarik hubungan bahwa penghalang geografi menyebabkan
penghalang reproduksi menghalangi juga
terjadinya oenghalang endemis. Penghalang endemis ini menyebabkan proses
endemis organisme semakin khas oraganisme tersebut dan semakin berbeda jauh
dengan organisme asalnya.
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan
A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya.
Dalam siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu
terjadi evolusi, seleksi alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahaan makluk
hidup secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk yang lebih sempurna dalam
jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup selalu mengalami perubahaan
sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa tumbuhan dan hewan berasal
dari makluk hidup masa lampau yang telah mengalami perubahaan dalam waktu yang
sangat lama.
Seleksi alam adalah
penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk hidup tertentu yang
dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang baru.
Makluk hidup yang tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan yang
telah berubah akan mati atau pindah kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi
alam ini, banyak hewan dan tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah
karena tidak mampu untuk survival
menyesuaikan dengan lingkungan atau habitat yang ada.
Contoh kerusakan flora dan
fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia, misalnya :
1.
Hutan menjadi gundul.
Dalam
prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang tertimpa sehingga
banyak pohon kecil yang mati. Apabila penebangan dilakukan secara serampangan
maka akan menghabiskan pohon-pohon dihutan.
2.
Tanah Longsor.
Akar-akar pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah
agar tidak tererosi dan longsor. Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut
juga tidak dapat berlangsung.
3.
Banjir.
Pohon-pohon di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air
hujan sehingga air meresap kedalam tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah
maka akar tidak mampu lagi menahan air akibatnya di dahilir atau di daerah yang
lebih rendah akan banjir.
4. Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain.
Rusaknya hutan berarti
rusaknya tempat hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian hewan di hutan juga
terancam, begitu juga dengan makluk hidup lainnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut.
1. Faktor kematian merupakan faktor yang
langsung mematikan atau mengurangi populasi. Misalnya pemangsaan, perburuan,
penyakit, kelaparan dan kecelakaan.
2. Faktor kesejahteraan merupakan faktor
yang menyangkut kuantitas dan kualitas lingkungan hidup fauna. Misalnya
makanan, air dan tempat hidup.
3. Faktor manusia merupakan
kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
makanan, air dan tempat hidup.
Mengapa kita perlu melkakukan perlindungan terhadap fauna
? Hewan merupakan bagian penting dari
suatu ekosistim yaitu sebagai konsumen. Hilangnya salah satu komponen dalam
ekosistim dapat menyebabkan ekosistim tidak seimbang sehingga dapat berdampak
negatif. Untuk menjaga agar keseimbangan alamnya tidak terganggu maka terus
diusahakan agar tidak ada komponen alam yang mengalami kepunahan, baik hewan
maupun tumbuhan.
B. Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga
kelestarian gen tumbuhan atau hewan perlu dilakukan usaha antara lain sebagai
berikut:
- Diadakan daerah yang dilindungi, seperti cagar alam, hutan lindung, dan suaka margasatwa.
- Diadakan daerah penyangga, daerah antara lahan pertanian dan permukiman penduduk dengan daerah cagar alam.
- Pengembangan daerah yang dilindungi seperti untuk penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
- Mendirikan kawasan kebun raya dan kebun binatang yang dijadikan koleksi hidup, misalnya Kebun Raya Bogor dan Taman Safari Indonesia.
- Diadakan bank gen, yaitu menyimpan dan menjaga suatu gen agar tetap baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar